Kepada Siapa Ilah Kita berikan

Makna ilah secara sederhana bisa diartikan rasa cinta atau penghambaan. Cinta itu mampu membawa manusia pada penghambaan dan rasa aman yang luar biasa. jika manusia telah terikat dengan rasa cinta, segala potensinya akan mampu mengubah apa saja demi tercapainya penghambatan kepada yang dicintainya, sampai merasa tentram karena pengakuannya, Oleh karena itu, apa saja dilakukan demi yang dicintainya sepanjang hal tersebut memenuhi tuntutan dan ridha-Nya.
Cinta didahului oleh tahu, artinya dengan ilmu. Cinta yang dilandasi oleh ilmu, tumbuh dan berkembang dengan kesadaran. Mencintai berarti ia telah mengambil resiko untuk meridlai apa yang diridhla-Nya dan membenci apa yang dibenci-Nya. Inilah makna penghambatan kepada Ilah. Seorang pecinta tidak akan merasa tentram sebelum melakukan penghambaan dan berbuat sesuai dengan ridla yang dicintainya.
Selanjutnya, segala sesuatu yang dicintai menimbulkan keterikatan, kecanduan, kecenderungan dan ketakutan akan tidak mendapat atau kehilangan ridlonya, maka sesuatu itu menjadi tuhan. Dalam hal ini, pangkat, jabatan, harta benda, suami-istri, anak dan segala bentuk ketergantungan yang menghambat cinta, penghambatan kepada Allah SWT, maka ia telah menjadi saingan-Nya (Addad-Nya)
Jika Hal ini terwujud dalam perasaan, pikiran, sikap dan tindakan apapun dalam diri seseorang, maka ia telah mengangkat ilah selain Allah. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sudah nyata bahwa sangat tergantung pada perasaan, pikiran, sikap dan tindakan yang mengilahkannya yang menghilangkannya. Jadi wujud kongkrit adanya penghambatan kepada Allah SWT adalah adanya hamba Allah yang senantiasa mencintai, menyerahkan penghambatan kepada-Nya dan merasa tentram karena ridla-Nya. Dus, bentuk nyatak Tauhid Laa Illaha Illalah adalah mencurahkan segala bentuk pikiran, sikap dan prilaku hanya kepada Allah SWT.
Dan bagaimana supaya kita benar-benar mengilahkan Allah SWT. Kuncinya Kenalilah siapa dirimu dan siapa Tuhanmu..! Jangan lihat siapa yang menyisipkan coretan ini.
meskipun telur keluar dari dubur ayam kalau memang bisa bermanfaat ya kita Ambil.

Ebook Sejarah Nabi Muhammad SAW


Judul : Sejarah Nabi Muhammad SAW
Penulis : Muhammad Huasin Haekal
Format : Chm
Bahasa : Indonesia
Kategory : Islami
download

Potongan Kata
MUHAMMAD, ‘alaihi’sh-shalatu wassalam.

Dengan nama yang begitu mulia, jutaan bibir setiap hari mengucapkannya, jutaan jantung setiap saat berdenyut, berulang kali. Bibir dan jantung yang bergerak dan berdenyut sejak seribu tiga ratus limapuluh tahun. Dengan nama yang begitu mulia, berjuta bibir akan terus mengucapkan, berjuta jantung akan terus berdenyut, sampai akhir zaman

Pada setiap hari di kala fajar menyingsing, lingkaran-lingkaran putih di ufuk sana mulai nampak hendak menghalau kegelapan malam, ketika itu seorang muazzin bangkit, berseru kepada setiap makhluk insani, bahwa bangun bersembahyang lebih baik daripada terus tidur. Ia mengajak mereka bersujud kepada Allah, membaca selawat buat Rasulullah.

Seruan ini disambut oleh ribuan, oleh jutaan umat manusia dari segenap penjuru bumi, menyemarakkannya dengan salat menyambut pahala dan rahmat Allah bersamaan dengan terbitnya hari baru. Dan bila hari siang, mataharipun berangkat pulang, kini muazzin bangkit menyerukan orang bersembahyang lohor, lalu salat asar, magrib, isya. Pada setiap kali dalam sembahyang ini mereka menyebut Muhammad, hamba Allah, Nabi dan RasulNya itu, dengan penuh permohonan, penuh kerendahan hati dan syahdu. Dan selama mereka dalam rangkaian sembahyang lima waktu itu, bergetar jantung mereka menyebut asma Allah dan menyebut nama Rasulullah. Begitulah mereka, dan akan begitu mereka, setelah Allah memperlihatkan agama yang sebenarnya ini dan melimpahkan nikmatNya kepada seluruh umat manusia.

LINGKUNGAN KEKUASAAN ISLAM YANG PERTAMA

Tidak banyak waktu yang diperlukan Muhammad dalam menyampaikan ajaran agama, dalam menyebarkan panjinya ke penjuru dunia. Sebelum wafatnya, Allah telah menyempurnakan agama ini bagi kaum Muslimin. Dalam pada itu iapun telah meletakkan landasan penyebaran agama itu: dikirimnya misi kepada Kisra1, kepada Heraklius dan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa lain supaya mereka sudi menerima Islam. Tak sampai seratus limapuluh tahun sesudah itu, bendera Islampun sudah berkibar sampai ke Andalusia di Eropa sebelah barat, ke India, Turkestan, sampai ke Tiongkok di Asia Timur, juga telah sampai ke Syam (meliputi Suria, Libanon, Yordania dan Palestina sekarang), Irak, Persia dan Afganistan, yang semuanya sudah menerima Islam. Selanjutnya negeri-negeri Arab dan kerajaan Arab, sampai ke Mesir, Cyrenaica, Tunisia, Aljazair, Marokko, -sekitar Eropa dan Afrika- telah dicapai oleh misi Muhammad ‘alaihissalam. Dan sejak waktu itu sampai masa kita sekarang ini panji-panji Islam tetap berkibar di semua daerah itu, kecuali Spanyol yang kemudian diserang oleh Kristen dan penduduknya disiksa dengan bermacam-macam cara kekerasan. Tidak tahan lagi mereka hidup. Ada di antara mereka yang kembali ke Afrika, ada pula yang karena takut dan ancaman, berbalik agama berpindah dari agama asalnya kepada agama kaum tiran yang menyiksanya.

Hanya saja apa yang telah diderita Islam di Andalusia sebelah barat Eropa itu ada juga gantinya tatkala kaum Usmani (Turki) memasukkan dan memperkuat agama Muhammad di Konstantinopel. Dari sanalah ajaran Islam itu kemudian menyebar ke Balkan, dan memercik pula sinarnya sampai ke Rusia dan Polandia sehingga berkibarnya panji-panji Islam itu berlipat ganda luasnya daripada yang di Spanyol.

Sejak dari semula Islam tersebar hingga masa kita sekarang ini memang belum ada agama-agama lain yang dapat mengalahkannya. Dan kalaupun ada di antara umat Islam yang ditaklukkan, itu hanya karena adanya berbagai macam kekerasan, kekejaman dan despotisma, yang sebenarnya malah menambah kekuatan iman mereka kepada Allah, kepada hukum Islam, dengan memohonkan rahmat dan ampunan daripadaNya. ...

Ebook Novel Ayat-Ayat Cinta


Judul : Ayat-Ayat Cinta
Penulis : Habiburrahman Saerozi
Jumlah halaman : 314
format : Pdf
Kategory : Novel Pembangun Jiwa
download


Potongan Cerita
1. Gadis Mesir Itu Bernama Maria
Tengah hari ini, kota Cairo seakan membara. Matahari berpijar di tengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir menguapkan bau neraka. Hembusan angin sahara disertai debu yang bergulung-gulung menambah panas udara semakin tinggi dari detik ke detik. Penduduknya, banyak yang berlindung dalam flat yang ada dalam apartemen-apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela dan tirai tertutup rapat.
Memang, istirahat di dalam flat sambil menghidupkan pendingin ruangan jauh lebih nyaman daripada berjalan ke luar rumah, meski sekadar untuk shalat berjamaah di masjid. Panggilan azan zhuhur dari ribuan menara yang bertebaran di seantero kota hanya mampu menggugah dan menggerakkan hati mereka yang benar-benar tebal imannya. Mereka yang memiliki tekad beribadah sesempurna mungkin dalam segala musim dan cuaca, seperti karang yang tegak berdiri dalam deburan ombak, terpaan badai, dan sengatan matahari. Ia tetap teguh berdiri seperti yang dititahkan Tuhan sambil bertasbih tak kenal kesah. Atau, seperti matahari yang telah jutaan tahun membakar tubuhnya untuk memberikan penerangan ke bumi dan seantero mayapada. Ia tiada pernah mengeluh, tiada pernah mengerang sedetik pun menjalankan titah Tuhan.
Awal-awal Agustus memang puncak musim panas.
Dalam kondisi sangat tidak nyaman seperti ini, aku sendiri sebenarnya sangat malas keluar. Ramalan cuaca mengumumkan: empat puluh satu derajat celcius! Apa tidak gila!? Mahasiswa Asia Tenggara yang tidak tahan panas, biasanya sudah mimisan, hidungnya mengeluarkan darah. Teman satu flat yang langganan mimisan di puncak musim panas adalah Saiful. Tiga hari ini, memasuki pukul sebelas siang sampai pukul tujuh petang, darah selalu merembes dari hidungnya. Padahal ia tidak keluar flat sama sekali. Ia hanya diam di dalam kamarnya sambil terus menyalakan kipas angin. Sesekali ia kungkum, mendinginkan badan di kamar mandi.
Dengan tekad bulat, setelah mengusir segala rasa aras-arasen1 aku bersiap untuk keluar. Tepat pukul dua siang aku harus sudah berada di Masjid Abu Bakar ...